IKPM yang saat ini diimami Sudarmadi tampaknya akan memberikan nuansa baru bagi keluarga besarnya. Ketua kita yang selalu tampak enerjik ini sudah pasti punya segudang program buat IKPM. Ingin tahu program-program andalannya? berikut petikan wawancara kru Latansa; Hilmi Imami, di sela-sela kesibukan beliau sebagai ketua IKPM periode 2006-2007.
Sebelum anda menjadi ketua IKPM, apa sih yang terlintas di benak anda tentang segala hal yang perlu disempurnakan di dalam tubuh IKPM?
Kalau soal ke belakang, belum terlintas dalam benak saya tentang apa yang perlu ditambal di IKPM. Karena ana pribadi belum mempersiapkan diri menjadi ketua. Namun, karena permintaan teman-teman, maka secara tidak langsung saya harus siap, karena kita sudah di didik di pondok untuk siap memimpin dan siap di pimpin. Saya juga tidak ingin mengecewakan teman-teman warga IKPM; apalagi, ditambah keyakinan teman-teman IKPM yang insya Allah siap membantu IKPM rûhan wa jisman. Jadi, kalau ditanya apa yang terlintas di benak saya sebelum menjadi ketua terpilih, saya belum melihatnya dengan jeli, namun yang agak terasa ketika itu mungkin masalah keilmuan.
Nah, setelah anda menjadi ketua IKPM, apa langkah awal anda untuk kepengurusan tahun ini?
Pertama, yang jelas penyusunan formatur, namun selanjutnya, dari apa yang kita urun rembukan kemarin khususnya untuk jangka panjang, saya ingin sekali memaksimalkan bidang keilmuan karena saya pribadi masih merasa kurang di bidang ini -wawasan, keilmuan dan intelektual. Kenapa saya ingin sekali mengembangkan hal-hal yang bersifat dan bernuansa keilmuan? Karena saya melihat realita jangka panjang ketika kita sama-sama telah menyelesaikan studi; kemudian diberi kepercayaan untuk bergerak di ruang publik bermuatan intelektualitas. Maka dari itu, corong pengembangan wawasan ini mutlak dibutuhkan dan harus dikembangkan; apalagi, pengembangan keilmuan merupakan niat utama sebagian besar mahasiswa ketika memutuskan belajar di Mesir ini. Bagaimanapun, ilmu itu harus benar-benar kita tuntut dan kita mestinya lebih proaktif untuk urusan yang satu ini.
Kira-kira apa yang membedakan IKPM tahun ini dengan kemarin?
Jelas beda dong!. Setiap pemimpin memiliki ciri khasnya masing-masing. Karakter, visi, dan misi merupakan sipat dasar yang harus dimiliki seorang pemimpin, ketiga hal di atas jika di olah sedemikian rupa kemungkinan besar akan menjadi sebuah flatform utuh dan men-stimulus cara kerjanya kedepan. Kualitas pemimpin biasanya ditentukan dari kualitas pemilihnya, warga IKPM saat ini mungkin lebih mengharapkan sentuhan langsung leadernya, untuk itu kali ini kita coba lebih merangkul warga IKPM secara konfrehensif. Baik teman-teman baru maupun teman lama, sebab kami melihat inilah yang lebih penting kita tingkatkan demi ukhuwah dan rasa kekeluargaan sebagai warga IKPM Cabang Kairo.
Visi dan misi antum?
Globalnya seperti telah saya katakan di awal tadi, meningkatkan intelektualitas warga IKPM, yang kita maksimalkan melalui washilah kajian al-Qudwah; selain itu, merekatkan tali silaturrahim warga dan peningkatan akademis menjadi program kita ke depan, salah satu usahanya mengadakan bimbingan muqorror secara intensif.
Bisa dijelaskan kongkretnya?
Dengan memaksimalkan al-Qudwah, menyempurnakan fasilitas kajian yang kemarin masih terlihat minim. Adapun teknisnya, akan kita racik menjadi sebuah acara kajin unik ala IKPM sehingga mampu memberi kesan pertama yang lebih memikat warga untuk “ngobrol bareng” dalam kajin tersebut, insya Allah. Kemudian dari sisi akademis, insya Allah juga akan kita optimalkan bimbingan muqorror sehingga warga bisa benar-benar merasakan hasilnya se-maksimal mungkin. Tentunya semua cita-cita ini tidak bisa lepas dari fungsi kakak senior kita. Dewan pengurus dalam hal ini akan berusaha sekuat tenaga menghadirkan pembimbing pengembangan kelimuan yang skillnya tak diragukan lagi, terlihat matang dalam berbagai metode akademis dan memilki kepekaan kelimuan yang baik.
Sebenarnya, bagaimana sih pandangan antum tentang intelektualitas warga IKPM?
Kalo pandangan ana secara umum, kita warga IKPM sebenarnya punya kemampuan untuk itu, namun kadang tidak terasah dan tak tersalurkan. Sejauh pengamatan saya, kebanyakan kita merasa jenuh dengan rutinitas harian di pondok dahulu itu, dan bekasnya mungkin masih ada hingga sekarang, seperti munaqosyah wajib bagi santri; parahnya lagi, terkadang kita merasa puas dengan apa yang kita punyai. Selain masalah bosan, kemasan yang disajikan pun terkesan monoton dengan bentuk dan system yang tidak jauh beda layaknya di pondok; sehingga muncul asumsi sawâ faqoth, Padahal, muatannya berbeda.
Lalu, tentang program unggulan antum ke depan apa nih?
Kita sudah punya beberapa ancang-ancang program unggulan. Namun, kita masih belum memiliki kepastian untuk itu. Yang jelas, kita akan berusaha melaksanakan kegiatan dengan tema besar peningkatan intelektualitas. Sekarang ini, kita masih mempertimbangkan bisa bekerjasama atau tidak dengan organisasi afiliatif ataupun kekeluargaan. Lainnya lagi, insya Allah pagelaran seni maha karya IKPM yang tahun kemarin menjadi ikon utama IKPM akan kita pertunjukan kembali.
Kalau boleh menyinggung sedikit masalah keputrian, bagaimana hubungan dewan pengurus; khususnya ketua dengan keputrian?
Memang, yang saya rasakan hubungan dengan pihak putri terasa renggang, tapi yang jelas kita akan tetap men-support, dan tetap “perhatian”, serta berusaha membantu all out jika memang ada yang bisa kita bantu demi kelancaran bersama. Kita juga akan berusaha mem-fasilitas-i apa yang mereka perlukan. Koordinasi dengan bagian keputrian bisa juga kita galakan dalam acara komunal, seperti buka puasa bersama yang akan kita laksanakan nanti dengan menghadirkan putri-putri IKPM dan lain-lain. Pokonya, IKPM untuk masalah keputian akan selalu mengerti, insya Allah.
Bagaimana antum memaksimalkan kinerja keputrian?
Yang harus kita ketahui bersama adalah; jika keputrian merupakan badan otonom di IKPM. Untuk itu, kita tidak bisa terjun langsung mencampuri urusan interen mereka, tetapi kita yakin dengan komunikasi awal yang baik dan dukungan melalui ketua keputrian, keterbukaan itu bisa kita bangun. Apalagi kita masih melihat banyak kawan-kawan putri yang loyal terhadap IKPM, dengan begitu, saya pribadi optimis kinerja keputrian bisa maksimal.
Tentang kaderisasi di IKPM sendiri?
Ya, hal ini yang benar-benar saya perhatikan. Warga IKPM sebenarnya mempunyai skill yang baik secara personal, tetapi sayangnya masih disembunyikan. Maka itu, kita akan terus menggali dan memantau sehingga bisa memaksimalkan seluruh anggota. Kemampuan yang dimiliki tiap individu ini sangat kami butuhkan; dengan harapan, kita bisa saling berbagi dan saling membantu. Sebab selama ini –dan ini sangat disayangkan- kita memiliki power itu tetapi tidak bisa memaksimalkannya; Imbasnya, sewaktu kita butuh, “kekayaan” kita itu telah “di curi” orang, sebagian mereka terlalu sibuk lah –dan ini paling banyak- ada yang ber-bisnislah, alasan pribadilah, karena malaslah, dan ada yang tidak jelas, lâ sibuk walâ hagah. Keadaan teman-teman yang ber-anekaragam tersebut merupakan kendala bagi mereka untuk ikut berpartisifasi di IKPM; dan IKPM secara institusi memahami kendala kawan-kawan tersebut.
Mahasiswa baru akan segera datang, kira-kira apa yang akan IKPM persiapkan untuk mahasiswa baru anggota IKPM nanti?
Kita akan berusaha sebaik-mungkin mem-fasilitas-i mereka, mengayomi dan membimbing mereka, khusunya tentang ke-IKPM-an; usaha awalnya, sebagaimana tahun-tahun lalu mengadakan orientasi bagi mereka dan membentuk organisasi angkatan mahasiswa baru IKPM sebagai kaderisasi awal mencari “bibit unggul”, teknisnya masih meneruskan kegiatan tahun lalu yang masih relevan, seperti diskusi dan penerbitkan bulletin. Dari mereka yang menonjol dalam dunia tulis menulis kita rekrut menjadi kru La-Tansa; sebagian dari mereka yang memiliki kapasitas intelektual lumayan kita jadikan ia sebagai anggota diskusi al-Qudwah. Dengan ini semua IKPM berharap, pembinaan warga akan lebih terarah; dan ke depan, IKPM memiliki warna baru. Kegiatan ekstra lain yang akan kita perkenalkan berupa kursus-kursus, seperti pelatihan mawarris, kompuer dll; meskipun teknis kegiatan kursus ini inklusif untuk umum. Untuk kemampuan ber-seni-ria, itu mah sudah menjadi trade mark utama kita kapanpun kita mau kita bisa mengeluarkan itu.
Pesan antum untuk warga IKPM?
Saya ingin menghimbau kepada seluruh warga IKPM untuk senantiasa menumbuhkan kesadaran sebagai warga Pondok Modern. IKPM tidak pernah membatasi warganya untuk sibuk dimanapun bahkan mungkin mengharuskannya, tetapi mengingat darimana kita menjadi “besar” merupakan pesan spirit yang harus selalu terjaga. Dahulu itu, sebelum masuk pondok, pun setelah berada di dalamnya kita masih lugu dan tak banyak tahu, bertindak dan bekerja sistematis pun kita blank, kemudian pondok dengan sabarnya bak ibu yang mencurahkan segala kasih sayang mendidik putranya hingga tumbuh seperti saat ini; menjaga nama baik pondok adalah keharusan dan ini merupakan pesan yang tidak bosan-bosannya disampaikan para sesepuh, karena bagaimanapun kita adalah bagian dari refresentasi pondok. Semoga warga IKPM Kairo mampu mencapi cita-citanya, eksist dalam tiap lapangan kehidupan mahasiswa dan sukses dalam segala bidang ke-mahasiswa-an. [Him]