BERFIKIR SEJENAK DEMI MASA DEPAN

March 24, 2007

Narsisme

Filed under: wacana — supraptoe @ 9:29 am

Ada semacam warning yang patut kita perhatikan benar-benar jika tak ingin terdepak dari pergaulan sesama manusia. Cukup berbahaya dan perlu diperhitungkan, apalagi bila sudah sampai pada tahap akut. Apa itu? “Penyakit” itu bernama narsisme. Tidak ada dalam dunia medis hingga tak heran apabila masih asing di telinga. Layaknya penyakit-penyakit rumit lain yang beristilah asing, narsisme juga belum ditemukan obatnya sampai saat ini. Walau begitu, tak ada salahnya kita mengetahui indikasi-indikasinya kemudian meningkatkan imunitas tubuh sebelum penyakit ini menulari kita. Preventive is better than cure, orang bilang.
Alkisah tersebutlah pada beberapa decade sebelum kita seorang raja Romawi bernama Narsis. Konon, sang Raja gemar sekali mengisi hari dengan berlama-lama duduk di depan cermin menikmati pantulan wajahnya lantas jatuh cinta pada dirinya sendiri dan yakin tak ada seorangpun yang mengunggulinya. Inilah yang mempelopori timbulnya narsisme. Narsisme, kecenderungan memuja diri sendiri secara berlebihan. Pengaruhnya dasyat, sampai-sampai tak ada celah dan waktu sedikitpun baginya untuk melihat keindahan orang lain. Betapa tidak, nyaris seluruh chapter hidupnya dihabiskan untuk mengelu-elukan bahwa dia yang paling benar, yang paling hebat, yang paling pintar, yang paling berjasa, yang paling bla bla bla dan seterusnya dan seterusnya.
Rinciannya, seorang pengidap narsis selalu beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada pada dirinya perfect, sempurna, tanpa cacat. Secara otomatis dia takkan pernah bisa disalahkan dan menerima kesalahan orang lain. Kerapkali –berdasarkan riset- si Narsis memandang orang dengan tatapan, “kamu bisa apa?” atau “jadi, kemampuanmu cuma segitu? Ke laut sajalah kau!”. Benar-benar perfect.
Setelah mempelajari gejala-gejala di atas, tak salah kalau kita berasumsi bahwa Amerika Serikat dan Israel adalah penderita narsisme terparah di dunia. Bahkan bukan hanya sibuk meyakinkan semesta tentang keadigdayaan dirinya, melainkan mereka tak segan-segan menghabisi siapa saja yang berani unjuk gigi menentang dua negara penjahat perang dunia tersebut.
Atau tak usah jauh-jauhlah ke Amerika dan Israel. Di sekitar kita saja sudah banyak pemimpin-pemimpin atau aktivis-aktivis yang terjangkit virus narsisme. Masing-masing menganggap –dengan vitamin percaya diri yang overloaded tentunya- bahwa merekalah yang mati-matian memperjuangkan semuanya tanpa bantuan tangan lain. Begitu terus-menerus sampai bermuara pada show up yang tak kunjung selesai. Kalau sudah begini, niat awal untuk menyalurkan aspirasi umat terbengkalai. Yang terjadi adalah perseteruan sesama gajah dan lagi-lagi pelanduk mati di tengah-tengah. Akan lain ceritanya andaikata hanya ada gajah di dunia ini. Tapi sayang, populasi pelanduk ternyata lebih besar dibanding gajah. Alhasil… suatu ekosistem pun hancur.
Padahal, kalau kita mau berpikir luas dan sejenak melihat ke ‘atas’, betapa Tuhan Maha Adil menciptakan makhlukNya dengan komposisi yang sangat tepat dan tak pernah salah. God makes no mistake, kata pepatah.Yang meletakkan kelebihan selalu disertai kekurangan. Lantas siapa yang melengkapi kekurangan itu? Untuk itulah manusia diciptakan untuk saling melengkapi. Tidak mungkin ada yang benar-benar sendirian.
Nah, jika anda merasa akhir-akhir ini gejala-gejala narsisme menguasai anda sehingga anda rada-rada ”rabun” melihat peran orang lain walaupun dari radius 100 meter sekalipun, saya sarankan agar anda segera membeli “kacamata baru” untuk segera menyadari bahwa betapa banyak orang yang lebih hebat di sekeliling anda saat ini.
Kecuali… jika anda ingin selamanya menjadi narsiswan dan narsiswati. Silakan saja!.(funny)

1 Comment »

  1. Cukuplah mereka yang narsis. Tapi iangtlah tak ada kesempurnaan di dunia ini.hanya orang yang “sakit”yang berfikir seperti itu

    Comment by Andra — December 17, 2007 @ 7:07 am | Reply


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a reply to Andra Cancel reply

Blog at WordPress.com.